Wednesday, March 03, 2004

Out of stock

Sudah sekitar dua bulan ini persediaan minyak kayu putih kami habis. Ketika Kirana lahir, kami punya berbotol-botol, di bawa nenek Kirana dari Indonesia.

Ternyata frekuensi pemakaian minyak kayu putih kami cukup tinggi. Di London yang dingin ini (apalagi kalau musim dingin) minyak kayu putih adalah "kawan" yang ampuh untuk menghangat badan ketika masuk angin, atau gangguan perut, dan satu lagi untuk kerokan.

Karena tidak ada minyak kayu putih, "ritual" kerokan dengan sendirinya juga tak bisa dilakukan. Pernah beli balsam cap harimau buatan Singapura di supermarket Sainsbury. Tapi aromanya beda. Tak mantap rasanya berkerokan ria dengan balsam itu.

Untungnya, ada seorang teman yang pulang ke Yogyakarta. Ketika ia bertanya apa ada sesuatu yang dibutuhkan, Rani, istri saya langsung menjawab, "Minyak kayu putih, dong."

Menulis minyak kayu putih, saya jadi ingat kejadian beberapa tahun lalu ketika bekerja di Jakarta. Suatu siang saya naik bus dari depan Stasiun Gambir menuju Slipi.

Bus penuh sesak. Tiba-tiba ada seorang penjual naik, dan langsung berpromosi dengan suara keras. "Iyak, bapak-bapak, ibi-ibu yang lagi butuh minyak kayu putih, ini saya bawakan barangnya dengan harga istimewa," katanya bersemangat.

Sambil berpromosi, ia meletakkan botol-botol kecil warna hijau dengan tutup hitam di pangkuan setiap penumpang. "Di sembarang toko, di sembarang warung, minyak kayu putih Cap Lang ini dijual seharga 4 ribu rupiah. Siang ini, saya pakai harga istimewa. Cuma seribu rupiah saja. Ayo siapa yang mau...," katanya lagi.

Prmosinya berhasil. Terbukti banyak penumpang yang merogok kocek. Dan lembaran-lembaran seribuan pun berpindah tangan. Seorang ibu yang duduk di samping saya juga ikut membeli. "Lumayan lho. Soalnya di warung sebelah harganya mahal," kata si ibu sambil mengamati botol kecil ditangannya.

Ups. Tunggu dulu. Wajahnya tiba-tiba berubah. Alis matanya hampir bertemu. Ia berkata, "Ini bukan Cap Lang. Ini minyak kayu putih Cap *Walang. Pantesan murah...."
*walang (bahasa jawa) : belalang

No comments: