Saturday, March 27, 2004

Drs alias di rumah saja

Tiga hari terakhir ini di rumah saja. Males mau keluar. Udara masih dingin, padahal nanti malam waktu akan berganti dari Greenwich Mean Time (GMT) ke British Summer Time (BST), tanda musim semi telah tiba dan dalam beberapa bulan akan berganti ke musim panas.

Kamis dan Jumat agak sibuk. Ada Mas Dwi yang membetulkan shower. Sekarang udah beres.

Kirana bangun seperti biasa, sekitar pukul 07.00 pagi. Ia sudah terbiasa bangun di jam-jam seperti itu karena biasanya ia masuk ke nursery. Sekarang Sabtu, jadi dia main-main saja di ruang tamu.

"Ayah, please come here," kata Kirana dari ruang tamu. "Ok, sayang. I'm coming..."

Wednesday, March 24, 2004

Saya tadinya kuatir, Rani akan seperti 4 tahun lalu ketika mengandung Kirana. Ketika itu, tiga bulan pertama adalah masa-masa yang sangat tidak mengenakkan buat Rani. Apalagi ketika itu, ia sendirian di Jakarta, sementara saya harus berangkat ke London terlebih dulu.

Morning sickness yang berkepanjangan membuat Rani, cuti untuk sementara dan "tetirah" di Purwokerto. Alhamdulillah, di Purwokerto, ia membaik. Awal Mei 2000, saya kembali ke Indonesia, dan Mei itu pula kami pindah ke London.

Kali ini kekuatiran saya agak berlebihan. Kondisi Rani jauh lebih baik dibanding 2000 lalu. Saya tentu senang. Makanya saya tak begitu cemas ketika saya tinggal dia selama seminggu.

Beberapa hari lalu, ia juga sudah aktif kembali menulis untuk koran, mengisi halaman blog, dan ikut pengajian ibu-ibu. Ia juga sudah mulai menerima kembali order untuk kembangan.com.

Tapi dua hari lalu, pagi-pagi ia mengeluh pusing dan mual-mual lagi. "Aduh, kok pusing lagi ya? Padahal sudah enakan beberapa waktu terakhir ini," katanya. Kalau sudah begini, saya memilih tak berkomentar. Saya tahu morning sickness-nya pasti datang lagi.

Untuk mengurangi pusing dan mual, yang kadang datang mulai pagi hingga malam, ia minta kerokan. Teman baik kami, Arifin, barusan pulang dari Yogyakarta, dan ia membawa oleh-oleh minyak kayu putih dua botol.

Lumayan, sekedar untuk menghangatkan badan di musim semi (yang ternyata masih dingin ini) dan untuk melupakan pusing dan mual ...

***

Cerita terbaru Kirana ada di sini. Ceritanya Kirana dapat kaos Chelsea murah. Biasa lagi sale. Sayangnya, kaos Arsenal-nya di toko itu habis. Selengkapnya.

Sunday, March 21, 2004

Edisi Maret pekan 4

Krisis bulutangkis Indonesia. Untuk kesekian kalinya pebulutangkis-pebulutangkis Indonesia gagal merebut gelar juara di sebuah turnamen akbar. Ada apa dengan bulutangkis Indonesia? Selengkapnya.







Mainan baru Kirana. Kirana suka membantu mummy-nya memasak. Terutama ketika membuat roti atau panganan lain. Akhir-akhir ini ia juga ingin bikin roti panggang sendiri. Selengkapnya.

Edisi selanjutnya : Wawancara eksklusif dengan Eng Hian, salah satu pemain ganda putra terkuat Indonesia. Juga akan ada catatan-catatan perjalanan.

Thursday, March 11, 2004

Sport jantung

Selasa lalu, jantung saya dipaksa berdegup lebih keras, ketika pertandingan Manchester United melawan FC Porto segera usai dalam hitungan detik. Papan skor menunjukkan United, tim andalan saya menang 1-0, dan itu sudah cukup untuk melaju ke perempat final Liga Champion tahun ini.

Dari kamar sebuah hotel di Birmingham, saya menyaksikan di layar televisi beberapa penonton di Old Trafford menutup mata dengan telapak tangan. Porto mendapat tendangan bebas hanya beberapa meter di luar kotak penalti. Bola melengkung ke arah kiri gawang United yang dijaga Howard. Ia menepis, bola jatuh di kaki pemain Porto, dan sejurus kemudian …. Gol!

Saya hampir tak percaya. United gagal ke perempat final untuk kali pertama dalam beberapa tahun terakhir. Sekitar 2 menit setelah pertandingan, Rani, istri saya menilpon. "Sudah, ganti aja. Jangan dukung Man United," kata Rani.

Ia tahu benar, saya "patah hati". "Tapi jangan dukung Arsenal," katanya menambahkan. Rani adalah pendukung berat Arsenal. Berbeda dengan United, Arsenal kini di atas angin baik untuk liga domestik maupun liga Eropa.

Esoknya, ketika sarapan, koran-koran Inggris seperti The Times dan The Guardian membahas panjang lebar soal kegagalan United. Sambil sarapan kentang goreng, telur ceplok, bean sauce, oseng jamur, dan kopi pahit, saya membaca satu persatu artikel di koran.

Ketika sampai di national indoor arena, saya bertemu dengan wartawan Malaysia dan beberapa pebulutangkis Indonesia. Topik pembicaraan ternyata sama : kekalahan United.

***

Rabu dan Kamis ini saya kembali dipaksa untuk bertegang-ria. Saya seharusnya melepaskan emosi ketika meliput pertandingan yang diikuti pemain-pemian Indonesia di All England ini.

Tapi apa daya, -- apalagi ketika pertandingan memasuki masa-masa kritis dan menentukan, -- adrenalin langsung naik.

Sambil mencatat skor, kaki dan tangan rasanya ingin ikut bergerak ketika shuttlekock meluncur ke pemain Indonesia…

Tuesday, March 09, 2004

Ayo sama siapa?

Mulai Selasa (9/3) saya berada di Birmingham, kota di Inggris yang kini mulai menggeliat di tengah persaingan dengan Manchester, dan Liverpool. Ada tugas seminggu yang akan harus saya lakukan di sini.

Itu artinya, saya "hidup" di antara kamar hotel, bus jemputan, dan national indoor arena. Berarti pula, selama sepekan tidak ada Kirana dan Rani --mummy-nya Kirana.

Tadi sore, Rani bilang, "Ayah besok pergi. Ayo Kirana sama siapa?" Kirana tak menjawab. Mungkin ia sudah tahu jawabannya, karena secara berkala ayahnya tak ada di sampingnya. See you next week, nak...

Wednesday, March 03, 2004

Out of stock

Sudah sekitar dua bulan ini persediaan minyak kayu putih kami habis. Ketika Kirana lahir, kami punya berbotol-botol, di bawa nenek Kirana dari Indonesia.

Ternyata frekuensi pemakaian minyak kayu putih kami cukup tinggi. Di London yang dingin ini (apalagi kalau musim dingin) minyak kayu putih adalah "kawan" yang ampuh untuk menghangat badan ketika masuk angin, atau gangguan perut, dan satu lagi untuk kerokan.

Karena tidak ada minyak kayu putih, "ritual" kerokan dengan sendirinya juga tak bisa dilakukan. Pernah beli balsam cap harimau buatan Singapura di supermarket Sainsbury. Tapi aromanya beda. Tak mantap rasanya berkerokan ria dengan balsam itu.

Untungnya, ada seorang teman yang pulang ke Yogyakarta. Ketika ia bertanya apa ada sesuatu yang dibutuhkan, Rani, istri saya langsung menjawab, "Minyak kayu putih, dong."

Menulis minyak kayu putih, saya jadi ingat kejadian beberapa tahun lalu ketika bekerja di Jakarta. Suatu siang saya naik bus dari depan Stasiun Gambir menuju Slipi.

Bus penuh sesak. Tiba-tiba ada seorang penjual naik, dan langsung berpromosi dengan suara keras. "Iyak, bapak-bapak, ibi-ibu yang lagi butuh minyak kayu putih, ini saya bawakan barangnya dengan harga istimewa," katanya bersemangat.

Sambil berpromosi, ia meletakkan botol-botol kecil warna hijau dengan tutup hitam di pangkuan setiap penumpang. "Di sembarang toko, di sembarang warung, minyak kayu putih Cap Lang ini dijual seharga 4 ribu rupiah. Siang ini, saya pakai harga istimewa. Cuma seribu rupiah saja. Ayo siapa yang mau...," katanya lagi.

Prmosinya berhasil. Terbukti banyak penumpang yang merogok kocek. Dan lembaran-lembaran seribuan pun berpindah tangan. Seorang ibu yang duduk di samping saya juga ikut membeli. "Lumayan lho. Soalnya di warung sebelah harganya mahal," kata si ibu sambil mengamati botol kecil ditangannya.

Ups. Tunggu dulu. Wajahnya tiba-tiba berubah. Alis matanya hampir bertemu. Ia berkata, "Ini bukan Cap Lang. Ini minyak kayu putih Cap *Walang. Pantesan murah...."
*walang (bahasa jawa) : belalang
Edisi rangkuman saja

Ternyata sudah hampir setengah bulan tidak posting. Ada banyak cerita yang ingin dibagi, namun karena ini dan itu, cerita-cerita itu akhirnya tak sampai di sini. Berikut rangkuman cerita yang sebenarnya ingin dibagi :

1. London akhir Februari kembali dingin minta ampun. Hari Sabtu (28/2) bahkan salju tipis kembali turun. Padahal pohon-pohon di tepi jalan sudah mulai menampakkan daun, tanda musim semi tiba.
2. Rani, istri saya, selama beberapa hari lalu "benci komputer". Begitu mendengar bunyi komputer dihidupkan, langsung bersungut-sungut. Sekarang sepertinya penyakit "benci komputer"-nya sudah hilang. Tadi pagi ia sempat buka email dan membuka halaman maya koran The Times.
4. Kirana bisa kembali menikmati Finding Nemo. Bebeberapa bulan lalu sempat punya copy-nya, namun rusak karena diputar setiap hari.